.png)
Cara Kerja Affiliate Marketing agar Dapat Komisi
Memahami cara kerja affiliate marketing membantu Anda lebih mudah dalam mendapatkan komisi atau penghasilan. Seperti diketahui, affiliate marketing adalah sistem marketing di mana Anda menjadi perantara (affiliator) kepada pelanggan terhadap produk atau layanan bisnis tertentu.
Contohnya, Anda menjadi perantara atau afiliator produk kecantikan bisnis A. Tugas Anda sebagai afiliator adalah menarik pelanggan agar melihat dan melakukan transaksi produk bisnis A tersebut. Apabila Anda berhasil melakukannya, maka komisi siap mendarat di rekening Anda.
Baca Juga: Dapat Uang dengan Affiliate Marketing
Seperti apa penjelasan lengkapnya mengenai cara kerja affiliate marketing? Cari tahu semua jawabannya di sini!
1. Memilih Produk atau Layanan yang Ingin Dipromosikan
Cara kerja pertama dari affiliate marketing adalah Anda harus memilih atau mengetahui terlebih dahulu produk dan layanan apa yang ingin Anda promosikan. Sebagai contoh, Anda merupakan pengguna skincare merek A.
Anda merasakan khasiatnya sendiri dan berniat merekomendasikan kepada banyak orang. Akhirnya, Anda pun berpikir untuk menjadi afiliator produk tersebut. Dari sini, artinya Anda telah memilih produk skincare untuk dipromosikan.
Anda tidak perlu khawatir apabila nanti ternyata hasil penjualannya tidak sesuai yang diharapkan. Sebab, Anda bisa memilih produk atau layanan lainnya yang memiliki potensi penjualan lebih besar.
2. Melakukan Pendaftaran sebagai Afiliator
Cara berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah mendaftar terlebih dahulu sebagai seorang afiliator. Jadi, terdapat beberapa bisnis yang memang sengaja membuka untuk umum bagi yang ingin menjadi afiliator.
Setiap bisnis memiliki persyaratan serta jumlah komisi yang berbeda-beda. Anda harus membacanya dengan teliti terlebih dahulu agar tidak mengalami kerugian. Ada yang mengharuskan untuk membeli produk mereka terlebih dahulu. Ada juga yang mengharuskan untuk mendaftar sebagai member, dan sebagainya.
Intinya, Anda harus pandai-pandai dalam mencari bisnis yang memang terpercaya dan produknya memiliki potensi penjualan cukup besar. Jadi, Anda pun bisa dengan mudah menjualnya serta mendapatkan komisi dari sana.
3. Mendapatkan Tautan Afiliasi
Tautan afiliasi membantu menandakan bahwa pelanggan membeli produk dari link yang Anda promosikan. Jadi, pemilik bisnis atau produk mengetahui bahwa dari tautan afiliasi Anda pelanggan tersebut data.
Umumnya, Anda akan mendapatkan tautan afiliasi setelah mendaftar. Nantinya, afiliator akan akan mendapatkan tautan unik yang bisa dipromosikan.
4. Mulai Mempromosikan Produk
Setelah mendapat tautan afiliasi, waktunya untuk memulai mempromosikan produk Anda. Lakukan cara apa pun yang bisa menarik perhatian pelanggan sehingga mereka mau mengklik tautan milik Anda. Tidak hanya itu, promosi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media sosial, blog pribadi, hingga email marketing.
5. Mendapatkan Komisi
Tidak hanya sekadar melakukan klik, Anda harus membuat pelanggan melakukan pembelian atau transaksi. Sebab, terdapat bisnis menerapkan kebijakan yang mengharuskan ada transaksi terlebih dahulu agar bisa mendapatkan komisi. Walaupun begitu, ada juga yang memberikan komisi dengan hanya pelanggan cukup melakukan klik pada tautan afiliasi. Namun, tentunya komisinya juga tidak besar.
Intinya, agar mendapatkan komisi dari affiliate marketing, Anda harus mampu mengajak pelanggan untuk melakukan tindakan. Entah itu melakukan klik pada tautan atau melakukan pembelian.
Itulah penjelasan mengenai cara kerja affiliate marketing. Dalam menjadi seorang afiliator, Anda harus menemukan produk atau layanan yang tepat terlebih dahulu. Tujuannya agar Anda lebih mudah untuk menjualnya. Tidak hanya itu, Anda juga harus membuat konten dan membangun personal branding agar bisa menarik banyak orang untuk mengklik tautan Anda.
Apakah Anda ingin mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh banyak konsumen saat ini? Cari tahu semua mengenai preferensi pelanggan dengan menggunakan media monitoring. Klik di sini untuk mencoba media monitoring sekarang!
Find practical guides and expert tips to help you stay ahead in the digital world.
.png)
Sudah banyak perusahaan yang berhasil menunjukkan peningkatan karena menggunakan social media listening secara tepat. Saat ini, social media listening menjadi salah satu alat yang penting bagi bisnis untuk memahami apa yang dikatakan pelanggan tentang merek mereka di platform media sosial.
Namun, banyak yang masih bingung dengan contoh maupun perbedaan antara social media listening dan social media monitoring. Artikel ini akan membantu Anda memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan keduanya dan contoh kecilnya.
Perbedaan Social Media Listening dan Social Media Monitoring
Social Media Monitoring: Proses melacak mention atau percakapan yang spesifik tentang merek, produk, atau layanan di media sosial. Kegiatan ini berfokus pada pengumpulan data seperti mention, komentar, atau hashtag yang terkait dengan merek.
Social Media Listening: Tidak hanya memantau mention, tetapi juga menganalisis sentimen, tren, dan pola yang muncul dari percakapan tersebut. Social media listening membantu bisnis mendapatkan wawasan lebih dalam untuk membuat keputusan strategis, sementara social media monitoring lebih fokus pada pelacakan dan pemantauan data.
Social Media Monitoring: Melacak mention dan komentar secara real-time, berfokus pada data.
Social Media Listening: Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi tren dan pola serta mendapatkan wawasan strategis.
Contoh Social Media Monitoring dan Listening
Salah satu contoh sederhana dari social media listening dan monitoring adalah sebagai berikut. Jika media monitoring menginformasikan bahwa 100 orang menyebutkan produk Anda di X, social media listening akan memberi tahu apa yang mereka rasakan tentang produk itu.
Anda dapat mengetahui apakah ulasan mereka positif atau negatif, dan bagaimana tren ini berkembang dari waktu ke waktu.
Contoh studi kasus yang bisa diambil dalam hal ini adalah restoran atau bisnis kuliner. Misalnya, ada bisnis yang memutuskan untuk menggunakan social media listening untuk menggali wawasan dari percakapan pelanggan di media sosial.
Restoran ini ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana orang berbicara tentang restoran mereka, kualitas makanan, layanan, dan suasana restoran di media sosial seperti Instagram, X, hingga Facebook.
Pihak restoran bisa memulai dengan mengidentifikasi kata kunci dan hashtag yang paling sering digunakan oleh pelanggan mereka.
Mereka dapat menggunakan alat social media listening untuk melacak sebutan dan percakapan tentang restoran di berbagai platform media sosial, tidak hanya mention langsung tetapi juga ulasan dan percakapan tak langsung yang menyebutkan restoran mereka.
Kemudian, setelah mengumpulkan data, restoran ini bisa memanfaatkan social media listening untuk menganalisis sentimen. Dari sini, didapatkan berbagai macam pola menarik, seperti ada pelanggan yang memuji rasa makanan tertentu dan memahami apa saja yang dikeluhkan oleh mereka.
Dengan wawasan yang diperoleh dari social media listening, restoran tersebut dapat melakukan beberapa tindakan strategis:
- Memperbaiki Layanan Pelanggan: Mereka segera mengadakan pelatihan untuk para staf serta menambah staf pada jam-jam sibuk untuk memastikan bahwa layanan lebih cepat dan efisien.
- Menambah Menu Favorit: Berdasarkan permintaan konsumen yang mereka temukan dari social media listening, restoran ini bisa memutuskan untuk menambahkan beberapa hidangan yang menjadi favorit pelanggan
- Meningkatkan Pengalaman Visual di Instagram: Karena banyak pelanggan berbagi foto makanan di Instagram, restoran mulai membuat presentasi makanan yang lebih menarik dan estetis.
- Mereka juga membuat spot "Instagrammable" di dalam restoran untuk mendorong lebih banyak pelanggan membagikan pengalaman bersantap mereka secara visual.
Hasil Social Media Listening
Hasilnya, setelah menerapkan langkah-langkah ini, restoran tersebut dapat melihat peningkatan yang signifikan dalam ulasan positif di media sosial.
Banyak pelanggan memuji peningkatan dalam kecepatan layanan dan berbagai aspek lainnya. Itu hanya satu dari banyaknya contoh dari penggunaan social media listening yang bermanfaat bagi bisnis.
Apakah Anda ingin mencoba menggunakan social media listening? Klik di sini sekarang!