Corporate Communication VS Public Relations, Apa Bedanya?

11 June 2023, 21:59 Bayu Septian
Coorporate Communication

Dalam era bisnis yang terus berkembang dengan pesat, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi komunikasi yang efektif. Salah satu pendekatan yang digunakan oleh banyak perusahaan adalah Corporate Communication atau biasa disebut Corcomm.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep Corporate Communication, strategi yang terlibat, dan perbedaan antara Corcomm dan Public Relations.

BACA JUGA: Digital Public Relation Untuk Mencapai Tujuan Komunikasi Perusahaan

Pengertian Corporate Communication

Corporate Communication merujuk pada proses komunikasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan berbagai stakeholder, termasuk karyawan, pelanggan, investor, pemerintah, dan masyarakat umum.

Corporate Communication mencakup berbagai aspek, termasuk komunikasi internal, komunikasi eksternal, manajemen krisis, dan branding perusahaan.

Strategi Corporate Communication

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal merupakan salah satu pilar penting dalam Corporate Communication. Tujuan utama dari komunikasi internal adalah untuk menjaga karyawan tetap terhubung dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, serta memastikan informasi yang relevan dan penting dapat dihantarkan dengan baik.

Komunikasi internal melibatkan penggunaan alat komunikasi seperti surat elektronik, intranet perusahaan, rapat karyawan, dan bulletin board perusahaan.

Dalam komunikasi internal, penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan konsisten dan transparan.

Hal ini membantu menciptakan kepercayaan dan rasa keterlibatan yang kuat di antara karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal melibatkan interaksi perusahaan dengan para pemangku kepentingan eksternal seperti pelanggan, mitra bisnis, pemerintah, dan masyarakat umum.

Tujuan dari komunikasi eksternal adalah membangun citra positif perusahaan, meningkatkan hubungan dengan pelanggan, mengelola krisis komunikasi, serta membangun dan memelihara kepercayaan dengan pemangku kepentingan eksternal.

Dalam komunikasi eksternal, perusahaan perlu memahami kebutuhan dan keinginan pemangku kepentingan serta menggunakan saluran komunikasi yang sesuai.

Penggunaan media massa, media sosial, konferensi pers, dan kegiatan sponsor dapat menjadi strategi efektif untuk mencapai audiens eksternal dengan pesan yang relevan dan menarik.

c. Manajemen Krisis

Manajemen krisis merupakan bagian penting dari Corporate Communication. Ketika perusahaan menghadapi situasi krisis, seperti bencana alam, kegagalan produk, atau skandal perusahaan, komunikasi yang efektif menjadi sangat penting.

Strategi manajemen krisis melibatkan pengelolaan informasi yang akurat dan transparan, menyampaikan pesan dengan tepat waktu, serta berkomunikasi dengan jujur dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan.

Dalam manajemen krisis, perusahaan perlu memiliki sponse yang terencana dan terstruktur. Ini mencakup identifikasi potensi krisis, pembentukan tim respons krisis, pengembangan pesan yang tepat, dan pelaksanaan strategi komunikasi yang efektif.

Dalam situasi krisis, transparansi dan kejujuran sangat penting untuk membangun kepercayaan dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

d. Branding Perusahaan

Branding perusahaan melibatkan upaya untuk membangun citra dan identitas yang kuat bagi perusahaan.

Corporate Communication memainkan peran penting dalam branding perusahaan dengan menyampaikan pesan yang konsisten tentang nilai-nilai perusahaan, produk atau layanan yang ditawarkan, dan keunggulan kompetitif yang membedakan perusahaan dari pesaing.

Komunikasi visual, pesan merek, dan pengalaman pelanggan merupakan komponen utama dalam strategi branding perusahaan.

Dalam branding perusahaan, Corporate Communication harus mengintegrasikan pesan merek ke dalam semua aspek komunikasi perusahaan. Ini termasuk desain visual, slogan, konten pemasaran, dan interaksi dengan pelanggan.

Melalui komunikasi yang konsisten dan terarah, perusahaan dapat membangun citra yang kuat dan mengkomunikasikan nilai-nilai inti yang membedakan mereka di pasaran.

Perbedaan antara Corporate Communication dan Public Relations

Meskipun Corporate Communication dan Public Relations (PR) sering kali digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal fokus dan cakupan pekerjaan.

Fokus Utama:

Corporate Communication lebih berfokus pada komunikasi internal dan eksternal perusahaan, dengan tujuan membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan semua pemangku kepentingan. Ini mencakup komunikasi dengan karyawan, pelanggan, investor, pemerintah, dan masyarakat umum.

Corcomm berusaha untuk memastikan bahwa pesan perusahaan, nilai-nilai, dan tujuan tercapai secara konsisten.

Public Relations, di sisi lain, memiliki fokus yang lebih luas dan umumnya berhubungan dengan hubungan perusahaan dengan masyarakat umum dan media.

PR bertanggung jawab untuk membangun citra positif perusahaan di mata publik, mengelola dan memperkuat hubungan dengan media, serta mengatasi isu-isu yang mungkin muncul yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan.

BACA JUGA: Kegiatan Public Relation Dalam Mempromosikan Produk

Ruang Lingkup Pekerjaan:

Corporate Communication melibatkan berbagai aspek komunikasi di dalam perusahaan, seperti komunikasi internal, komunikasi eksternal, manajemen krisis, dan branding perusahaan.

Ini mencakup pengelolaan informasi dan pesan yang dikirim ke karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Corporate Communication juga memainkan peran penting dalam menyusun strategi komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan.

Public Relations lebih berfokus pada hubungan dengan media, pengelolaan acara, penerbitan berita, dan memastikan bahwa perusahaan memiliki visibilitas yang baik dalam masyarakat.

PR juga berperan dalam membangun jaringan dan hubungan dengan media, mengatur konferensi pers, serta menangani respons terhadap berita atau situasi yang mungkin mempengaruhi citra perusahaan.

Target Audiens:

Corporate Communication menargetkan semua pemangku kepentingan internal dan eksternal perusahaan. Ini mencakup karyawan, pelanggan, investor, pemerintah, dan masyarakat umum.

Corporate Communication bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kesetiaan di antara pemangku kepentingan ini, serta memastikan bahwa pesan perusahaan disampaikan dengan jelas dan konsisten.

Public Relations, di sisi lain, lebih berfokus pada audiens eksternal seperti media, masyarakat umum, dan pemangku kepentingan lainnya yang mungkin memiliki pengaruh terhadap citra perusahaan.

PR berusaha untuk memastikan bahwa perusahaan mendapatkan cakupan positif di media, serta mengelola hubungan dengan publik untuk mempertahankan reputasi yang baik.

Kesimpulan

Corporate Communication dan Public Relations keduanya memiliki peran yang penting dalam membangun citra perusahaan dan menjaga hubungan yang positif dengan pemangku kepentingan.

Sementara Corporate Communication berfokus pada komunikasi internal dan eksternal secara holistik, Public Relations lebih berfokus pada hubungan dengan media dan pemangku kepentingan eksternal.

Dalam menjalankan tugas mereka, keduanya bekerja bersama untuk mencapai tujuan perusahaan yang lebih besar.

Dalam era bisnis yang kompetitif dan dinamis saat ini, Corcomm menjadi strategi yang sangat penting bagi perusahaan.

Dengan mengadopsi pendekatan komunikasi yang efektif, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dengan karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.

Corporate Communication membantu mengartikulasikan nilai-nilai perusahaan, memastikan pemahaman yang sama tentang tujuan perusahaan, dan mempertahankan citra yang positif di mata publik.

Dalam hal perbedaan antara Corporate Communication dan Public Relations, penting untuk memahami bahwa keduanya saling melengkapi dan bekerja secara sinergis.

Public Relations membantu perusahaan dalam mengelola citra publik, menjalin hubungan dengan media, dan menangani isu-isu yang muncul di ruang publik.

Corporate Communication, di sisi lain, merangkul komunikasi internal dan eksternal yang lebih luas untuk membangun hubungan yang holistik dengan semua pemangku kepentingan.

Share this post
Another Article
Explore the latest insights and trends in social media analytics on the BrandBoss Blog.
Find practical guides and expert tips to help you stay ahead in the digital world.
20-istilah-social-media-listening-yang-penting-anda-ketahui
20 Istilah Social Media Listening yang Penting Anda Ketahui

Seperti diketahui, social media listening membantu para pemilik bisnis untuk melakukan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Dengan data yang berasal dari media sosial, pemilik bisnis dapat memahami di mana kekurangan bisnis mereka serta apa kelebihannya.

Tidak hanya itu, pemilik bisnis juga bisa mengetahui apa yang saat ini sedang dibutuhkan oleh masyarakat dan strategi apa yang harus dilakukan untuk menarik perhatian mereka.

Sebelum menggunakan tools social media listening untuk memantau atau mendengarkan apa yang terjadi di media sosial, penting bagi Anda memahami setiap istilah-istilah yang ada.

Berikut 20 istilah-istilah sederhana dan singkat yang ada di dalam social media listening.

1. Mention: Sebutan atau penyebutan brand, produk, atau nama perusahaan di media sosial.

2. Hashtag: Tagar yang digunakan untuk mengelompokkan konten berdasarkan topik tertentu. Hashtag membantu memudahkan pencarian mengenai topik serupa.

3. Sentimen Analisis: Pengukuran untuk menilai apakah percakapan tentang merek atau produk cenderung dibicarakan secara positif, negatif, atau netral.

4. Engagement: Seberapa besar interaksi pengguna media sosial dengan konten yang diukur dari likes, comments, dan shares.

5. Impressions: Jumlah total sebuah postingan dilihat berapa kali oleh pengguna di media sosial, meskipun tidak ada interaksi langsung.

6. Reach: Jumlah pengunjung unik yang melihat konten Anda atau akun-akun yang Anda jangkau.

7. Keywords: Kata-kata spesifik yang digunakan untuk memantau percakapan yang relevan di media sosial.

8. Influencer: Orang atau akun yang memiliki pengaruh besar di media sosial untuk memengaruhi opini publik.

9. Social Listening Tool: Alat atau platform yang digunakan untuk memantau dan menganalisis percakapan di media sosial.

10. Real-time Monitoring: Pemantauan percakapan secara langsung dan real-time di berbagai platform media sosial.

11. Competitive Analysis: Analisis terhadap aktivitas dan sentimen yang diterima oleh kompetitor di media sosial.

12. Trending Topic: Topik yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial pada waktu tertentu.

13. User-Generated Content (UGC): Konten yang dibuat dan diposting oleh pengguna tentang brand atau produk di media sosial.

14. Brand Health: Kondisi umum atau seberapa sehat reputasi merek berdasarkan percakapan dan interaksi di media sosial.

15. Engagement Rate: Persentase orang yang terlibat dengan konten (like, komentar, share) dari jumlah total yang melihatnya.

16. Conversion Tracking: Memantau bagaimana interaksi di media sosial berkontribusi pada tindakan yang diinginkan, seperti pembelian atau melakukan pendaftaran.

17. Brand Mention: Sebutan spesifik untuk merek tertentu.

18. Share of Voice: Persentase dari total percakapan yang ditujukan untuk brand Anda dibandingkan dengan kompetitor.

19. Customer Feedback: Ulasan, komentar, dan masukan dari pelanggan yang dibagikan melalui platform media sosial.

20. Virality: Tingkat di mana konten menyebar dengan cepat di media sosial, melalui likes, shares, dan repost

 

Selain 20 istilah di atas, masih banyak lagi istilah-istilah lainnya dari social media listening.

Dengan memahami setiap istilah yang ada, hal tersebut membantu Anda dalam memaksimalkan penggunaan tools social media listening untuk membantu mengembangkan bisnis Anda.

 

23 October 2024, 16:02
contoh-social-media-listening-dan-perbedaannya-dengan-social-media-monitoring
Contoh Social Media Listening dan Perbedaannya dengan Social Media Monitoring

Sudah banyak perusahaan yang berhasil menunjukkan peningkatan karena menggunakan social media listening secara tepat. Saat ini, social media listening menjadi salah satu alat yang penting bagi bisnis untuk memahami apa yang dikatakan pelanggan tentang merek mereka di platform media sosial. 

Namun, banyak yang masih bingung dengan contoh maupun perbedaan antara social media listening dan social media monitoring. Artikel ini akan membantu Anda memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan keduanya dan contoh kecilnya.

Perbedaan Social Media Listening dan Social Media Monitoring

Social Media Monitoring: Proses melacak mention atau percakapan yang spesifik tentang merek, produk, atau layanan di media sosial. Kegiatan ini berfokus pada pengumpulan data seperti mention, komentar, atau hashtag yang terkait dengan merek.

Social Media Listening: Tidak hanya memantau mention, tetapi juga menganalisis sentimen, tren, dan pola yang muncul dari percakapan tersebut. Social media listening membantu bisnis mendapatkan wawasan lebih dalam untuk membuat keputusan strategis, sementara social media monitoring lebih fokus pada pelacakan dan pemantauan data.

Social Media Monitoring: Melacak mention dan komentar secara real-time, berfokus pada data.

Social Media Listening: Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi tren dan pola serta mendapatkan wawasan strategis.

Contoh Social Media Monitoring dan Listening

Salah satu contoh sederhana dari social media listening dan monitoring adalah sebagai berikut. Jika media monitoring menginformasikan bahwa 100 orang menyebutkan produk Anda di X, social media listening akan memberi tahu apa yang mereka rasakan tentang produk itu.

Anda dapat mengetahui apakah ulasan mereka positif atau negatif, dan bagaimana tren ini berkembang dari waktu ke waktu.

Contoh studi kasus yang bisa diambil dalam hal ini adalah restoran atau bisnis kuliner. Misalnya, ada bisnis yang memutuskan untuk menggunakan social media listening untuk menggali wawasan dari percakapan pelanggan di media sosial. 

Restoran ini ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana orang berbicara tentang restoran mereka, kualitas makanan, layanan, dan suasana restoran di media sosial seperti Instagram, X, hingga Facebook.

Pihak restoran bisa memulai dengan mengidentifikasi kata kunci dan hashtag yang paling sering digunakan oleh pelanggan mereka.

Mereka dapat menggunakan alat social media listening untuk melacak sebutan dan percakapan tentang restoran di berbagai platform media sosial, tidak hanya mention langsung tetapi juga ulasan dan percakapan tak langsung yang menyebutkan restoran mereka.

Kemudian, setelah mengumpulkan data, restoran ini bisa memanfaatkan social media listening untuk menganalisis sentimen. Dari sini, didapatkan berbagai macam pola menarik, seperti ada pelanggan yang memuji rasa makanan tertentu dan memahami apa saja yang dikeluhkan oleh mereka. 

Dengan wawasan yang diperoleh dari social media listening, restoran tersebut dapat melakukan beberapa tindakan strategis:

  • Memperbaiki Layanan Pelanggan: Mereka segera mengadakan pelatihan untuk para staf serta menambah staf pada jam-jam sibuk untuk memastikan bahwa layanan lebih cepat dan efisien.
  • Menambah Menu Favorit: Berdasarkan permintaan konsumen yang mereka temukan dari social media listening, restoran ini bisa memutuskan untuk menambahkan beberapa hidangan yang menjadi favorit pelanggan
  • Meningkatkan Pengalaman Visual di Instagram: Karena banyak pelanggan berbagi foto makanan di Instagram, restoran mulai membuat presentasi makanan yang lebih menarik dan estetis.
  • Mereka juga membuat spot "Instagrammable" di dalam restoran untuk mendorong lebih banyak pelanggan membagikan pengalaman bersantap mereka secara visual.

Hasil Social Media Listening

Hasilnya, setelah menerapkan langkah-langkah ini, restoran tersebut dapat melihat peningkatan yang signifikan dalam ulasan positif di media sosial. 

Banyak pelanggan memuji peningkatan dalam kecepatan layanan dan berbagai aspek lainnya. Itu hanya satu dari banyaknya contoh dari penggunaan social media listening yang bermanfaat bagi bisnis. 

 

Apakah Anda ingin mencoba menggunakan social media listening? Klik di sini sekarang!

 

26 September 2024, 16:06
social-media-listening-untuk-industri-fb
Social Media Listening untuk Industri F&B

Bagi industri Food & Beverage (F&B), penting sekali untuk memahami preferensi pelanggan. Saat ini, mengetahui pendapat pelanggan sudah sangat mudah dengan adanya media sosial.

Kebanyakan konsumen akan langsung berbagi pengalaman mereka terkait makanan, restoran, dan brand favorit mereka.

Oleh karena itu, social media listening menjadi alat yang sangat berharga bagi perusahaan F&B untuk memahami konsumen, memantau reputasi, dan menemukan peluang baru.

Artikel ini akan membahas bagaimana social media listening dapat membantu bisnis F&B untuk tetap relevan dan meningkatkan kehadiran mereka di pasar.

Mengapa Social Media Listening Penting untuk Industri F&B?

Di industri F&B, presensi konsumen dapat berubah dengan cepat. Social media listening membantu bisnis F&B memahami persepsi konsumen, menangani keluhan secara cepat, dan memanfaatkan tren terbaru sebelum pesaing mengetahuinya. 

Selain itu, media sosial sering kali menjadi tempat di mana pelanggan berbicara secara jujur tentang pengalaman mereka sehingga dapat memberikan wawasan yang sangat berharga.

Manfaat Social Media Listening untuk Industri F&B

1. Memahami Preferensi Pelanggan

Melalui social media listening, bisnis F&B dapat memahami apa yang disukai atau tidak disukai pelanggan mereka. Konsumen sering kali berbicara tentang rasa makanan, variasi menu, pelayanan, atau bahkan suasana di restoran. 

Dengan mendengarkan percakapan ini, bisnis dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

2. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Social media listening memungkinkan bisnis untuk mendeteksi keluhan pelanggan dengan cepat dan menanggapinya secara langsung. Dengan memberikan solusi yang cepat dan efektif, perusahaan dapat mencegah masalah kecil berubah menjadi krisis yang lebih besar, sekaligus meningkatkan loyalitas pelanggan.

3. Memantau Tren Makanan dan Minuman Terbaru

Tren dalam industri makanan dan minuman sering muncul dari media sosial. Konsumen sering berbagi tentang makanan yang sedang populer, seperti minuman kekinian atau jenis hidangan baru. 

Social media listening membantu bisnis F&B dapat mengikuti tren yang ada dan memasukkannya ke dalam menu atau kampanye pemasaran mereka sehingga tetap relevan dan menarik bagi konsumen.

4. Memantau Kompetitor untuk Mendapatkan Wawasan Pasar

Social media listening membantu memantau aktivitas dan ulasan tentang kompetitor. Melalui hal ini, perusahaan dapat melihat apa yang dilakukan pesaing mereka dengan baik dan di sisi mana mereka gagal. 

Insight ini dapat membantu bisnis mengidentifikasi peluang untuk menawarkan sesuatu yang lebih baik atau berbeda dari kompetitor.

5. Mengukur Efektivitas Campaign

Melalui social media listening, bisnis F&B dapat memantau dampak kampanye pemasaran mereka secara real-time. Misalnya, setelah meluncurkan promosi atau kampanye baru, Anda dapat melihat seberapa sering kampanye tersebut disebutkan di media sosial, bagaimana sentimen publik, dan apakah ada peningkatan keterlibatan atau kunjungan ke restoran.

 

17 September 2024, 02:12