.png)
Kazee Summit 2024 Dorong Inovasi AI untuk Masa Depan PR dan Marketing
Pada era digital yang makin maju seperti sekarang ini, Artificial Intelligence (AI) telah menjadi kekuatan utama yang mendorong perubahan di berbagai sektor.
Di sisi lain, khususnya di bidang marketing Public Relations (PR), AI telah membuka peluang baru bagi perusahaan untuk berinteraksi dengan audiens secara lebih efektif, personal, dan mendalam.
Kazee Digital Indonesia sebagai perusahaan data analytics terkemuka di Indonesia akan menghadirkan Artificial Intelligence dalam gelaran Kazee Summit 2024.
Kazee Summit hadir untuk mengeksplorasi bagaimana kecerdasan buatan secara signifikan mengubah cara bisnis menjalankan strategi komunikasi dan pemasaran mereka.
Dengan tema “PR & Marketing in the Age of Artificial Intelligence“, acara ini akan menjadi wadah bagi para ahli dan praktisi industri untuk berbagi wawasan tentang inovasi yang dihadirkan AI, serta tantangan yang perlu dihadapi di masa depan.
Dengan mempertemukan para pakar dan praktisi, acara ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami tren terbaru di bidang Artificial Intelligence (AI), sekaligus memperluas jaringan dengan profesional dan pemimpin industri yang tengah mengarahkan masa depan PR dan pemasaran di era digital yang makin dinamis.
Para peserta akan memiliki kesempatan untuk mengikuti berbagai sesi yang menggugah pemikiran dan membahas tantangan serta peluang yang muncul dengan memanfaatkan teknologi AI.
Kazee Summit akan menampilkan diskusi dalam berbagai topik penting, seperti masa depan perusahaan di tengah gempuran teknologi kecerdasan buatan. Selain itu, Kazee Summit 2024 juga akan dibuka dengan peluncuran Kazee.AI yang akan diperkenalkan sebagai teknologi buatan anak bangsa.
”Dengan adanya generatif AI, inovasi Kazee.ai bisa meningkatkan produktivitas PR & Marketing 10 kali lipat. Di antaranya adalah kita bisa menghasilkan insight secara instan,” ujar CEO Kazee Digital Indonesia, Ariya Sanjaya.
Beberapa pembicara akan hadir dalam Summit ini, diantaranya Erwin Haryono, Former Director of Communication Bank Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Utama PT POS Indonesia, hingga Radhi Juniantino, Director of Customer Experience.
Selain itu, ada juga Head of Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC) Setyardi Widodo, Reynaldo Panggabean, Senior GM Product Metra Digital Media, Dony Indrawan Manager Communication Relations & CID Pertamina Hulu.
Turut hadir Emilia Basar, Communication Director – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Indra Ardiyanto Lecturer at LSPR & Corcomm Manager GGF, sampai Unggul Yoga Ananta, CEO Olah Karsa.
Ada pula Arfan Arlanda, CEO Jejakin, Nurlaela Arief, Director of Communication SBM ITB, Firsan Nova, CEO Nexus, dan masih banyak lagi pembicara menarik lainnya.
Tertarik untuk bergabung? Kunjungi link ini sekarang untuk informasi lebih lanjut!
Find practical guides and expert tips to help you stay ahead in the digital world.
.png)
Sudah banyak perusahaan yang berhasil menunjukkan peningkatan karena menggunakan social media listening secara tepat. Saat ini, social media listening menjadi salah satu alat yang penting bagi bisnis untuk memahami apa yang dikatakan pelanggan tentang merek mereka di platform media sosial.
Namun, banyak yang masih bingung dengan contoh maupun perbedaan antara social media listening dan social media monitoring. Artikel ini akan membantu Anda memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan keduanya dan contoh kecilnya.
Perbedaan Social Media Listening dan Social Media Monitoring
Social Media Monitoring: Proses melacak mention atau percakapan yang spesifik tentang merek, produk, atau layanan di media sosial. Kegiatan ini berfokus pada pengumpulan data seperti mention, komentar, atau hashtag yang terkait dengan merek.
Social Media Listening: Tidak hanya memantau mention, tetapi juga menganalisis sentimen, tren, dan pola yang muncul dari percakapan tersebut. Social media listening membantu bisnis mendapatkan wawasan lebih dalam untuk membuat keputusan strategis, sementara social media monitoring lebih fokus pada pelacakan dan pemantauan data.
Social Media Monitoring: Melacak mention dan komentar secara real-time, berfokus pada data.
Social Media Listening: Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi tren dan pola serta mendapatkan wawasan strategis.
Contoh Social Media Monitoring dan Listening
Salah satu contoh sederhana dari social media listening dan monitoring adalah sebagai berikut. Jika media monitoring menginformasikan bahwa 100 orang menyebutkan produk Anda di X, social media listening akan memberi tahu apa yang mereka rasakan tentang produk itu.
Anda dapat mengetahui apakah ulasan mereka positif atau negatif, dan bagaimana tren ini berkembang dari waktu ke waktu.
Contoh studi kasus yang bisa diambil dalam hal ini adalah restoran atau bisnis kuliner. Misalnya, ada bisnis yang memutuskan untuk menggunakan social media listening untuk menggali wawasan dari percakapan pelanggan di media sosial.
Restoran ini ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana orang berbicara tentang restoran mereka, kualitas makanan, layanan, dan suasana restoran di media sosial seperti Instagram, X, hingga Facebook.
Pihak restoran bisa memulai dengan mengidentifikasi kata kunci dan hashtag yang paling sering digunakan oleh pelanggan mereka.
Mereka dapat menggunakan alat social media listening untuk melacak sebutan dan percakapan tentang restoran di berbagai platform media sosial, tidak hanya mention langsung tetapi juga ulasan dan percakapan tak langsung yang menyebutkan restoran mereka.
Kemudian, setelah mengumpulkan data, restoran ini bisa memanfaatkan social media listening untuk menganalisis sentimen. Dari sini, didapatkan berbagai macam pola menarik, seperti ada pelanggan yang memuji rasa makanan tertentu dan memahami apa saja yang dikeluhkan oleh mereka.
Dengan wawasan yang diperoleh dari social media listening, restoran tersebut dapat melakukan beberapa tindakan strategis:
- Memperbaiki Layanan Pelanggan: Mereka segera mengadakan pelatihan untuk para staf serta menambah staf pada jam-jam sibuk untuk memastikan bahwa layanan lebih cepat dan efisien.
- Menambah Menu Favorit: Berdasarkan permintaan konsumen yang mereka temukan dari social media listening, restoran ini bisa memutuskan untuk menambahkan beberapa hidangan yang menjadi favorit pelanggan
- Meningkatkan Pengalaman Visual di Instagram: Karena banyak pelanggan berbagi foto makanan di Instagram, restoran mulai membuat presentasi makanan yang lebih menarik dan estetis.
- Mereka juga membuat spot "Instagrammable" di dalam restoran untuk mendorong lebih banyak pelanggan membagikan pengalaman bersantap mereka secara visual.
Hasil Social Media Listening
Hasilnya, setelah menerapkan langkah-langkah ini, restoran tersebut dapat melihat peningkatan yang signifikan dalam ulasan positif di media sosial.
Banyak pelanggan memuji peningkatan dalam kecepatan layanan dan berbagai aspek lainnya. Itu hanya satu dari banyaknya contoh dari penggunaan social media listening yang bermanfaat bagi bisnis.
Apakah Anda ingin mencoba menggunakan social media listening? Klik di sini sekarang!