.png)
Media Monitoring untuk UMKM
Media monitoring atau pemantauan media tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar saja. Bisnis yang sedang berkembang seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga sangat membutuhkan insight-insight yang ada di media.
Memahami apa yang dikatakan pelanggan di media membantu Anda untuk memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan mereka. Media monitoring membantu UMKM untuk mengumpulkan data, menganalisis, hingga merespons percakapan tentang merek mereka secara lebih efektif.
Baca artikel ini sampai habis untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai bagaimana peran media monitoring untuk UMKM.
Mengapa Media Monitoring Penting bagi UMKM?
Setidaknya, terdapat beberapa alasan yang menunjukkan pentingnya media monitoring bagi UMKM. Alasan-alasan ini merupakan manfaat yang bisa UMKM rasakan apabila mulai fokus memantau media secara serius. Berikut penjelasannya.
Membantu Membangun Reputasi Brand
Media monitoring membantu UMKM untuk membangun reputasi brand. Untuk permulaan, reputasi sangat membantu dalam menarik calon pelanggan potensial.
Dengan memantau apa yang dikatakan tentang bisnis Anda, Anda bisa mengelola reputasi dengan baik. Caranya adalah dengan merespons ulasan negatif dengan cepat atau berterima kasih atas pujian yang diterima.
Memahami Pelanggan
Media monitoring memberi Anda wawasan langsung tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan. Hal ini membantu Anda untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait produk, layanan, dan pemasaran.
Mengidentifikasi Peluang Pasar
Dengan melacak tren dan percakapan di industri Anda, Anda dapat mengidentifikasi peluang baru dan menyesuaikan strategi pemasaran agar bisa menarik calon pelanggan.
Mendeteksi Krisis Lebih Awal
Walaupun masih berstatus sebagai UMKM, bukan berarti Anda bisa bebas sepenuhnya dari krisis. Media monitoring membantu Anda untuk mendeteksi potensi masalah sebelum menjadi krisis yang lebih besar. Dari sini, Anda dapat merespons dengan cepat dan mengelola situasi secara efektif.
Langkah-Langkah Memulai Media Monitoring untuk UMKM
Bagaimana cara UMKM untuk memulai melakukan media monitoring? Sebelum memulai, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas. Apa yang ingin Anda capai dengan media monitoring?
Apakah Anda ingin memantau reputasi merek, memahami kebutuhan pelanggan, atau mengikuti tren industri? Menetapkan tujuan ini akan membantu Anda fokus pada data yang paling relevan dan bermanfaat.
Misalnya, Anda memiliki bisnis restoran. Tujuan Anda melakukan media monitoring adalah memantau ulasan pelanggan dan tren kuliner terbaru yang dapat membantu Anda menyesuaikan menu yang disukai oleh pelanggan.
Berikutnya, tentukan platform yang tepat untuk Anda pantau. Tidak semua platform media sosial atau situs berita akan relevan untuk bisnis Anda. Identifikasi di mana audiens target Anda paling aktif dan fokuskan media monitoring Anda pada platform tersebut.
Setelah menemukan platform yang tepat, Anda bisa mulai menentukan tools media monitoring. Salah satu rekomendasi tools yang bisa Anda coba adalah Kazee Media Monitoring.
Tools tersebut akan membantu Anda mengotomatisasi proses pemantauan dan mengumpulkan data dari berbagai platform dalam satu dashboard.
Setelah memilih platform dan alat monitoring, langkah berikutnya adalah menentukan kata kunci dan topik yang ingin Anda pantau. Kata kunci ini harus mencakup nama merek Anda, produk, layanan, serta topik industri yang relevan.
Dari sini, Anda pun bisa memulai untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya. Penting untuk menganalisis data secara teratur untuk mendapatkan insight yang paling dibutuhkan.
Data yang Anda kumpulkan melalui media monitoring hanya berguna jika Anda segera mengambil tindakan.
Itulah penjelasan mengenai media monitoring untuk UMKM. Intinya, media monitoring dapat membantu UMKM untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi. Caranya adalah dengan berusaha memahami kebutuhan pelanggan serta meningkatkan reputasi agar selalu menjadi favorit pelanggan.
Find practical guides and expert tips to help you stay ahead in the digital world.
.png)
Sudah banyak perusahaan yang berhasil menunjukkan peningkatan karena menggunakan social media listening secara tepat. Saat ini, social media listening menjadi salah satu alat yang penting bagi bisnis untuk memahami apa yang dikatakan pelanggan tentang merek mereka di platform media sosial.
Namun, banyak yang masih bingung dengan contoh maupun perbedaan antara social media listening dan social media monitoring. Artikel ini akan membantu Anda memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan keduanya dan contoh kecilnya.
Perbedaan Social Media Listening dan Social Media Monitoring
Social Media Monitoring: Proses melacak mention atau percakapan yang spesifik tentang merek, produk, atau layanan di media sosial. Kegiatan ini berfokus pada pengumpulan data seperti mention, komentar, atau hashtag yang terkait dengan merek.
Social Media Listening: Tidak hanya memantau mention, tetapi juga menganalisis sentimen, tren, dan pola yang muncul dari percakapan tersebut. Social media listening membantu bisnis mendapatkan wawasan lebih dalam untuk membuat keputusan strategis, sementara social media monitoring lebih fokus pada pelacakan dan pemantauan data.
Social Media Monitoring: Melacak mention dan komentar secara real-time, berfokus pada data.
Social Media Listening: Menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi tren dan pola serta mendapatkan wawasan strategis.
Contoh Social Media Monitoring dan Listening
Salah satu contoh sederhana dari social media listening dan monitoring adalah sebagai berikut. Jika media monitoring menginformasikan bahwa 100 orang menyebutkan produk Anda di X, social media listening akan memberi tahu apa yang mereka rasakan tentang produk itu.
Anda dapat mengetahui apakah ulasan mereka positif atau negatif, dan bagaimana tren ini berkembang dari waktu ke waktu.
Contoh studi kasus yang bisa diambil dalam hal ini adalah restoran atau bisnis kuliner. Misalnya, ada bisnis yang memutuskan untuk menggunakan social media listening untuk menggali wawasan dari percakapan pelanggan di media sosial.
Restoran ini ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana orang berbicara tentang restoran mereka, kualitas makanan, layanan, dan suasana restoran di media sosial seperti Instagram, X, hingga Facebook.
Pihak restoran bisa memulai dengan mengidentifikasi kata kunci dan hashtag yang paling sering digunakan oleh pelanggan mereka.
Mereka dapat menggunakan alat social media listening untuk melacak sebutan dan percakapan tentang restoran di berbagai platform media sosial, tidak hanya mention langsung tetapi juga ulasan dan percakapan tak langsung yang menyebutkan restoran mereka.
Kemudian, setelah mengumpulkan data, restoran ini bisa memanfaatkan social media listening untuk menganalisis sentimen. Dari sini, didapatkan berbagai macam pola menarik, seperti ada pelanggan yang memuji rasa makanan tertentu dan memahami apa saja yang dikeluhkan oleh mereka.
Dengan wawasan yang diperoleh dari social media listening, restoran tersebut dapat melakukan beberapa tindakan strategis:
- Memperbaiki Layanan Pelanggan: Mereka segera mengadakan pelatihan untuk para staf serta menambah staf pada jam-jam sibuk untuk memastikan bahwa layanan lebih cepat dan efisien.
- Menambah Menu Favorit: Berdasarkan permintaan konsumen yang mereka temukan dari social media listening, restoran ini bisa memutuskan untuk menambahkan beberapa hidangan yang menjadi favorit pelanggan
- Meningkatkan Pengalaman Visual di Instagram: Karena banyak pelanggan berbagi foto makanan di Instagram, restoran mulai membuat presentasi makanan yang lebih menarik dan estetis.
- Mereka juga membuat spot "Instagrammable" di dalam restoran untuk mendorong lebih banyak pelanggan membagikan pengalaman bersantap mereka secara visual.
Hasil Social Media Listening
Hasilnya, setelah menerapkan langkah-langkah ini, restoran tersebut dapat melihat peningkatan yang signifikan dalam ulasan positif di media sosial.
Banyak pelanggan memuji peningkatan dalam kecepatan layanan dan berbagai aspek lainnya. Itu hanya satu dari banyaknya contoh dari penggunaan social media listening yang bermanfaat bagi bisnis.
Apakah Anda ingin mencoba menggunakan social media listening? Klik di sini sekarang!